Wednesday 30 March 2011

Troubleshooting Motherboard

Kalau prosesor dianggap sebagai “otak” komputer, maka motherboard boleh dianggap merupakan “jantung” kehidupan di PC. Sebagai komponen yang menyandang “beban berat” kerusakan sedikit saja bisa membikin PC tersengal-sengal.

Pada komputer generasi awal, komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada motherboard tanpa bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semcam ini dinamakan backplane. Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa komponen yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan tersedianya peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri.

Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan motherboard. Sejak motherboard dijadikan “sasaran tembak” utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan pada keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh.

Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard.

Meski untuk saat ini belum semua teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara massal, untuk tetap membuatnya tetap ekonomis.
Beragamnya tipe chipset pada motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran, bagaimana mengatasi persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah sedikit saja bisa membuat PC termehek-mehek.

Justru dengan banyaknya pilihan tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat delam belantara adalah memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri dengan kemampuan praktis yang mumpuni. Berikut ini langkah-langkahnya.

Repair or Replace
Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.

Back to Basics
· Periksa semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar.
· Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas.
· Periksa sumber listrik yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel power suplay dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual.
· Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan pendek alias konslet.
· Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat motherboard Anda tak mau hidup.
· Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap kali tombol power ditekan. Sistem PC tidak menyala ketika kartu grafis onboard diganti dengan VGA Card Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali VGA onboard Anda. Ketika Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA onboard yang Anda pakai. Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk kemudian masuk pada menu
BIOS. Pada menu ini, Anda harus mematikan atau mend-disable fitur VGA onboard. Setelah
mematikan fungsi ini keluarlah dari BIOS dan matikan sistem.
Langkah selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on Anda pada slot AGP atau slot PCI
sesuai dengan tipe kartu grafis yang hendak Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar pada
slot yang sesuai, nyalakan kembali sistem Anda. Sistem akan kembali menyala dengan kartu
grafis add on sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa untuk menginstall driver terbaru yang
sesuai dengan kartu grafis tersebut.
Sistem tidak bekerja ketika prosesor diganti
Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda hendak melakukan upgrade atau downgrade
dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika
Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara
BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ.
Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara pertama adalah
masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ manjadi 100 MHz. Ini
dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda masih bisa mentolerir
penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke
menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja
pada prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam
ini.
Sistem tidak bekerja ketika modul memori DDR diganti
Ada beberapa kemungkinan maslah yang mungkin jadi penyebab mangapa masalah semacam
ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru
yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau
maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip
yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori
yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak
mau dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas
motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip memori,
update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang dipasang memiliki CAS latency yang lebih
rendah ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di-
setting pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS.
Setelah itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan
ubah sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah
latency yang bekerja pada CL-2,5.
Sistem tidak bekerja meski semua power sudah terpasang
Bisa jadi masalah ini muncul lantaran beberapa penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran
listrik yang masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik
yang mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya arus
listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak
menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus alias tidak memiliki tenaga yang
sesuai. Cara satu-satunya adalah menganti power suplay yang Anda punya dengan yang lebih
bagus.
Penyebab ketiga yang mungkin adalah tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini
memang biasa terjadi kalau Anda sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk
mengatasinya, Anda bisa memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak
lurus terhadap motherboard.
Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya tombol power atau
koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power pada casing depan. Ini
menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski semua terpasang dengan benar.
Sistem tiba-tiba hang ketika di overclock
Ada beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab pertama ada pada beberapa komponen
yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya terjadi untuk AGP ataupun
PCI yang terpasang. Untuk melakukan ini, Anda bisa masuk ke BIOS dan menaikkan
frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila motherboard yang Anda pakai memang
mendukung.
Penyebab kedua adalah kurangnya tegangan yang dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk
ke menu BIOS dan melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara
ini riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard, prosesor,
memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. Ini kareena kenaikan tegangan akan
mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang terpasang.
Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi
Masalah ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi
bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini
biasanya muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary
meskipun Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem,
motherboard tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi
yang bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementar
secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.
Sistem tidak bekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki tingkat keamanan yang cukup
bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak
terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan
bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang
kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis
sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan
CPU pada pin yang sesuai.
Ketika booting sistem nyatakan disk fail
Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki floppy drive sementara pada BIOS fitur ini
masih difungsikan. Cara satu-satunya adalah masuk ke menu BIOS dan matikan fitur yang
satu ini.
Sistem tidak bekerja ketiga primary graphic adapter diganti
Ini biasa terjadi pada motherboard yang memiliki fitur VGA onboard. Ketika akan diganti
dengan kartu grafis add on, baik yang berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang
dipasang tidak sesuai dengan kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting.
Satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan
mencabut baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada. Ini untuk
memaksa motherboard kembali pada posisi default. Setelah booting dapat dilakukan, masuk
pada menu BIOS dan ubah setting primary graphic adapter sesuai dengan jenis kartu grafis
yang dipasang. Apabila Anda memasang kartu grafis berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP
add on.
BIOS yang terkunci Password
Password BIOS biasanya digunakan user untuk melindungi setting BIOS pada komputer. Dan
bila Anda ingin mereset password pada BIOS tidak terlalu susah untuk mengkoneksikan
bateray CMOS nya, dengan sedikit trik pada Dos, Anda bisa mereset BIOS tersebut.
Pertama keluarlah dari Windows atau me-reboot komputer, jalankan komputer pada MS-DOS
mode, gunakan pilihan “ Command prompt only”
Pada C:\> prompt, ketik :
DEBUG
Tekan enter. Anda akan melihat tanda ( - ) pada DEBUG prompt, kemudia ketik: o 70 2e
Pada DEBUG prompt akan ditampilkan seperti –o 70 2e. Tekan enter, ketik :
o 71 ff
Tekan enter, terakhir ketik :
QTekan enter, makan Anda akan keluar dari DEBUG prompt dan kembali pada C:\> prompt
Sekarang reboot PC Anda, tekan tombol del, dan password untuk memasuki Setup BIOS pun
sudah lenyap

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

NetworkedBlog

Time

Jakarta

Customer Services

My Account

About Me

My Photo
Jasa Service Komputer ini mulai dibuka pada Januari 2011

Followers

Visitor

free counters
 

Your IP

Twitter Updates

 

Design by Nandana Diwyacitta | CSS3 by CV. Arta Sarwabhogha | Powered by {N}Code & Blogger